Rabu, 03 Juli 2013

ngaliwet , tradisi sunda bergotong royong

Ngaliwet, demikian istilah yang lazim digunakan oleh masyarakat sunda yang akan mengadakan makan bersama dengan menu spesial di akhir pekan. Ngaliwet bukan hanya sekedar makan bersama melainkan, ada ritual masak bersama pula. Mulai dari patungan biaya membeli bahan makanan atau menyumbangkan jenis bahan makanan mentah untuk dimasak. Ngaliwet menjadi tradisi orang sunda yang telah lama ada.  Tradisi ngaliwet ini sadar atau tidak merupakan budaya bergotong royong, mengerjakan nya tentu butuh anggota lainnya agar lebih mudah juga lebih cepat.

Ngaliwet menjadi acara special karena, disajikan dengan cara yang berbeda dari memasak nasi biasa. Ngaliwet membutuhkan sebuah kastrol untuk memasak. Bentuknya bulat lonjong. Biasanya sering digunakan sebagai peralatan camping. Sebelum memasak nasi, terlebih dahulu diawali menggoreng irisan beberapa siung bawang merah lalu memasukkan air dengan ukuran perbandingan beras. Bumbu tambahannya biasa digunakan beberapa daun salam, sereh, dan garam. Untuk lauknya bisa apa saja sesuai selera . misalnya terdapat ikan bakar atau ayam bakar, ikan asin, lalapan , sambal, tempe, tahu. Dan semuanya disimpan di atas nasi.

Setelah nasi matang, maka, akan disiapkan beberapa lembar daun pisang sebagi pengganti piring untuk alas makan. Ya inilah tradisi orang sunda makan dengan ‘ alas ‘ daun pisang yang biasa disebut pincuk. Namun pincuk ukurannya biasanya lebih kecil. Untuk liwet ini biasanya pada lahan kosong kita ‘ menggelar ‘ panjang daun pisang kemudia duduk berhadapan dan makan bersama-sama.


Lestarikanlah tradisi budaya kita agar tidak luntur atau hilang oleh jaman J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar